Ya judul diatas merupakan topik yang akan dibahas dalam postingan ini. Judul berbentuk kalimat tanya sering ane tanyakan pada semua pasien ane. Sebelum mengetahui keluh kesah bahkan jenis penyakitnya, harus mengetahui dulu identitas pasien. Jangan sampai hasil pemeriksaan dan pemberian obat salah sasaran gara-gara salah mengisi formulir identitas. Coba bayangin pasien A sakit paronychia alias cantengan dan pasien B menderita Jantung Koroner. Si A berangkat dari rumah pukul 10:00 WIB dan si B pulang menuju rumah pukul 13:00 WIB. Jika si A naik sepeda motor dengan kecepatan 60 km/jam dan si B jalan kaki dengan kecepatan 100 meter/2 menit, di titik manakah mereka bertemu? hmmm koq jadi soal fisika siswa SD gini. Wah ngawur, bukan itu maksud ane. Maksud ane, jika pemberian regiment obat salep Gentamycin yang seharusnya diberikan si A keliru diberikan ke si B, lalu si A malah dapat Kolestipol sebagai menurun kolesterol, kan bisa nyahok. Masak dada si B diolesin ama salep antibiotik, emang dadanya korengan?. Tapi kesalahan ini pernah terjadi, untungnya bukan pasien hidup, tapi meninggal. Terjadi nih gan, di lingkungan ane. Saat keluarganya di rumah sudah menunggu dengan isak tangis, dan makin kenceng suaranya saat jenazah diturunkan dari ambulan, dan salah satu keluarganya yang histeris memeluk jasad ibunya, tiba-tiba terdiam bukan karena pingsan. Karena dia bingung, kenapa jasadnya bisa kempes? padahal semalam waktu masih dirawat badannya gemuk. Di tengah kebengongannya tanpa ragu dia membuka selimut penutup jasad. Dia terperangah seperti adegan sinetron Indonesia yang wajah aktrisnya di zoom saat acaranya mau buyar dan bersambung. Gimana kagak terperangah, udah badan jasadnya kempes tuh wajah almarhum ibunya berubah jadi lelaki tua. Selidik punya selidik ternyata pihak kamar mayat salah kirim akibat salah identitas.
Pengalaman lain nih, saat ane jadi mahasiswa KOASS alias dokter muda. Ada pasien perempuan usia setengah abad, gak tau abad berapa, apa mungkin abad pertengahan ya? hmmm....dengan langkah kemayunya, beliau menuju meja periksa ane.
Ane: "monggo bu, silakan duduk"
Pasien: "makasih dok", sambil senyum, nampak bibirnya yang bergincu warna ungu yang ternyata beliau keracunan.
Ane: "Nama siapa?" tanya ane penuh rasa hormat
Pasien: "nama saya PAINEM, dok"
Ane: "wah nama yang artistik, kalo boleh tau artinya apa ya bu?" selidik ane
Pasien: "apa yaaaah, kasih tau gak yaaaa? hmmm gini dok, itu nama pemberian orang tua saya, dari kata PIE dan NAME, Pie kan nama kue yang rasanya manis, dan Name kan artinya nama, kedua orang tua saya, berharap anaknya kena kencing manis, eh berharap anaknya manis gitu dok"
Ane mendengar dengan seksama, sungguh mulia orang tuanya memberi nama dengan maksud yang baik.
Tapi ngomongin asal-usul nama nih, ane juga pernah alamin saat chating ama orang Russia, begini nih dialognya:
Russian: Hello, shall we chat?
Ane: Hello, of course, may i know who you are?
Russian: I'm Rechlie from Moskwa, you?
Ane: I'm Bagong from Indonesia....
Russian: "wow nice name, may i know your name mean?"
Ane: "Thanks, the meaning is GOOD BOY, how about yours?", bual ane
Russian: "okey, my completly name is Rechlie Vitunov, based on my day when i was born", jelasnya
Ane: "wow when were you born?" lanjut ane.
Russian: " Rebo Chliewon Vitu November" (Rebo kliwon tujuh nopember)
Ane hanya bisa melotot layar monitor....
Demikian pentingnya identitas. kapan kapan lanjut lagi yah